Kamis, 27 Juni 2013

BBM Naik Kendaraan Turun

Atas: Motor
Bawah: Tanki bensin 


Akhirnya setelah maju-mundur dalam setahun terahkir, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar. Harga Premium naik dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter. Menjadi pemerintah memang bukanlah hal yang mudah. Setiap kebijakannya selalu mengundang pro dan kontra. Bahkan, dalam kasus ini pro dan kontra juga tidak dapat terelakkan. Bisa dibilang saya adalah salah satu orang yang setuju dengan kebijakan ini. Walaupun hasil Olimpiade ekonomi belum keluar (Saya sangat berharap untuk lolos), tetapi saya tahu bahwa kebijakan ini akan membawa dampak positif bagi kita. Yang saya sesalkan adalah banyaknya media yang hanya menyoroti sisi negatif dari kenaikan BBM. Padahal, media berperan sangat penting dalam mempengaruhi pola pikir masyrakat.

Salah satu alasan dari kebijakan ini adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) terus membengkak seiring mingkatnya harga rata-rata minyak mentah Indonesia hingga melampaui asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan Belanja 2013.  Selain diharapkan untuk meperbaiki neraca pembayaran kebijakan ini juga diharapkan dapat mengendalikan konsumsi bahan bakar minyak.

Tercatat bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat, volume penjualan mobil tahun 2013 dipredeksi 1,1 juta unit, sedangakt sepeda motor 7,1 juta unit. Setiap tahun akan terus ada jutaan kendaraan baru. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, Indonesia bukan hanya menjadi lautan air dan lautan manusia, melainkan juga lautan kendaraan. Padahal seperti kita ketahui bahwa asap kendaraan bermotor turut berkontribusi dalam peristiwa Global Warming. Diharapkan kebijakan ini dapat mengerem hasrat masyrakat untuk menggunakan bahan bakar minyak. Masyrakat dapat beralih ke jalan kaki atau sepeda biasa tanpa BBM dan polusi. Selain menyelamatka lingkungan dan kantong, cara ini juga akan lebih menyehatkan masyrakat. Penggunaan kendaraan pribadi juga bisa berkurang karena masyarakat beralih ke kendaraan umum (Kebijakan ini akan sukses jika ada tarif juga dikendalikan).

Sebenarnya ,para pengguna kendaraan bermotor masih enggan membeli bensin solar non-subsidi. Saat ini harga BBM nonsubsidi RP 9000 per liter. Berarti lebih mahal RP 2.500 per liter dari Premium dan ada selisih harga Rp 3.500 dengan solar. Dalam hukum pasar, konsumen tentu akan memilih produk sejenis yang lebih murah selama hal itu tidak melanggar aturan.Ini berarti, bahwa pemerintah tidak bisa hanya berhenti pada titik menaikkan BBM bersubsidi tetapi harus melaksanakan berbagai kebijakan lanjutan untuk mengendalikan pengunaan BBM bersubsidi.

Saya tahu bahwa kenaikan BBM ini akan memberatkan masyrakat terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan menengah kebawah. Apalagi, biasanya kenaikan BBM akan diikuti dengan kenaikan barang-barang, Padahal, sebentar lagi kita akan menghadapi bulan puasa dan lebaran yang juga sangat dekat dengan  masuknya para siswa ke sekolah baru. Saya sebagai pelajar juga sedikit terbebani karena tari angkutan menjadi lebih mahal, yang berati uang jajan riil saya menjadi berkurang. Akan tetapi, penundaan kebijaan yang berlarut-larut dapat mempeerburuk keadaan karena hal itu akan terus mempengaruhi ekpektasi masyrakat sehingga harga-harga akan semakin tinggi. Ada suatu pepatah yang berkata "Keraguan dalam mengambil keputusan akan menimbulkan penyesalan yang lebih besar." Dengan demikian, pemerintah memang harus mengambil tindakan tegas dan tidak ragu-ragu. Selain itu dapat kira lihat juga bahwa pemerintah telah dan sedang melakukan berbagai usaha untuk tetap menjaga kestabilan perekonomian di Indonesia.

Suatu kebijakan hanya akan berhasil jika pemerintah didukung dan dipercaya oleh masyarakatnya. Dengan demikian, kita sebagai masyarakat harus bisa percaya dan yakin pada setiap kebijakan pemerintah. Saya hanya mau mengingatkan bahwa pemerintah adalah representasi dari masyrakat. Hal itu terbukti, karena kita telah memilih siapa yang berhak menjadi pemimpin kita melalui proses pemilu. Maka, Keraguan kepada kebijakan pemerintah berarti keraguan terhadap pilihan hidup kita sendiri.


Sincerely,
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari kenaikan BBM

Sabtu, 22 Juni 2013

Nilai Bukan Kunci Kesuksesan



Sekarang ini siswa-siswi sedang dimeriahkan dengan penerimaan hasil laporan belajar atau yang sering kita sebut dengan rapor. Luar biasa memang, karena jerih payah selama satu semester dihargai oleh selembar kertas. Asam-garam satu semester telah tumpah menjadi deretan angka yang rasanya bisa berubah menjadi manis maupun pahit.

Seperti yang kita ketahui bahwa penidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa rapor menjadi salah satu indikator kesuksesan hasil belajar. Contoh saja, hasil belajar di SD digunakan untuk mendaftar ke SMP favorite, hasil belajar di SMP digunakan untuk mendaftar ke SMA favorite, dan hasil belajar di SMA digunakan untuk mendaftar di Universitas favorite. Namun, apakah kesuksesan dapat diukur dengan sesederhana itu? Jawabannya belum tentu. Karena kesuksesan itu bukanlah sebuah angka melainkan sebuah perjuangan.

Ada suatu pernyataan menarik dari guru bahasa jawa saya ketika kami semua sedang terdepresi karena tidak bisa mengerjakan soal tes matematika. Beliau berkata "Wis, bijine elek ora papa sing penting sesuk dadi wong sukses kabeh yo."("Sudahlah, nilai jelek tidak masalah yang penting besok jadi orang sukses semua ya") Mungkin kata-kata itu hanya lewat begitu saja dari mulut beliau. Namun, bagi teman-teman dan saya, kata-kata tersebut menjadi suatu perenungan dan motivasi.

Kami sering berpikir apakah semua yang kami pelajari di sekolah saat ini sungguh akan berguna untuk masa depan kami? Seringkali pendidikan di Indonesia hanya menonjolkan teorinya saja. Teori memang penting sebagai dasar para siswa untuk memahami pelajaran. Akan tetapi, seringkali para siswa dan para guru hanya terjebak dalam teori tanpa tahu bagaimana penerapannya dalam praktik atau kehidupan nyata. Sebenarnya, sistem pendidikan yang seperti itu tidak mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Mengapa demikian? karena pendidikan yang hanya berfokus pada teori adalah pendidikan yang membangun tembok penghalang untuk pengembangan pikiran dan kreatifitas siswa. Para siswa cenderung hanya menghafal pelajaran. Tak jarang pula, mereka mengartikan nilai sebagai kesuksesan. Hal seperti membuat siswa menjadi result-oriented. Mereka hanya ingin hasil bagus dan mulai mengasihani diri dengan melegalkan segala cara.

Yang perlu digaris bawah adalah Orang yang bisa mengerjakan soal tes di sekolah, belum tentu mampu menghadapi persoalan di kehidupan nyata. Saya percaya bahwa setiap orang ingin menjadi orang sukses. Namun, perkembangan peradaban manusia telah berhasil membuat para generasi kini merasa takut. Tingkat persaingan yan tinggi telah berhasil menggoyahkan mental para penerus bangsa ini. Seharusnya, nilai tidaklah lagi cukup menjadi bekal bagi para siswa untuk menghadapi musuh yang sudah berada di depan mata. da sesuatu yang perlu diubah dari sistem pendidikan ini  karena teori akan menjadi senjata yang tumpul jika tidak diasah. Teori tidak boleh hanya lewat dipikiran para siswa karena sesuatu yang hanya dingat dipikiran akan sangat mudah untuk dilupakan. Sebaliknya, sesuatu yang dialami atau dirasakan akan tinggal dalam pikiran dan jiwa manusia lebih lama. Maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara teori dan praktik. Yang terpenting adalah bagaimana ilmu itu bisa meresap kepikiran para siswa untuk bekalnya dimasa depan, bukan hanya untuk sekedar mendapat nilai bagus.

Belum lagi pembekalan untuk menemukan potensi para siswa masih sangat kurang. Banyak siswa terlebih siswa-siswi SMA yang masih bingung dan belum punya gambaran tentang masa depannya. Sebenarnya, generasi ini bukanlah generasi yang apatis, melainkan generasi yang terombang-ambing ditengah samudra dan berada dalam arus keras yang tak tentu arahnya. Pembekalan tentang potensi bagi siswa sangatlah penting, sehingga mereka bisa mengembangkan potensi itu dengan semaksimal mungkin. Mereka juga harus dibekali dengan kekuatan yang lebih besar dari pada sebuah nilai, yaitu pengetahuan tentang kehidupan. Dengan demikian, hal itu bisa menjadi kekuatan bagi para siswa untuk menghadapi kehidupan dan mereka bisa berlayar mengarungi samudra luas. Mereka juga akan terhindar dari godaan untuk mengambil cara-cara instan dan menyimpang.

Sebenarnya setiap orang memiliki definisinya sendiri tentang arti dari sebuah kesuksesan. Namun, ada satu hal yang perlu di ingat. Hidup dan kesuksesan bukanlah sebuah balapan untuk adu kecepatan, melainkan sebuah petualangan yang harus dinikmati langkah demi langkah.



Sincerely,
Tiuruli Sitorus


Terinspirasi dari nilai rapor dan diskusi dengan sahabat-sahabat saya.


Jumat, 14 Juni 2013

KOLOID



Saat tulisan ini dibuat penulis sedang dalam keresahan ketika menghadapi Ujian Kenaikan Kelas mata pelajaran Kimia. Semua berawal dari Koloid. Koloid adalah sebuah campuran yang secara makroskopis tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra, ternyata masih dapat dibedakan antar partikel-partikelnya. Contohnya adalah susu, es krim, kabut, sold emas, intan hitam dan lain sebagainya.

Yang menarik bukanlah soal dan jawaban tes yang begitu rumit, melainkan ada banyak analogi antara koloid dan kehidupan.

Yang pertama adalah bagaimana cara mengenali sistem koloid? Salah satu cara yang sangat sederhana adalah menjatuhkan seberkas cahaya (transparan), dan koloid akan menghamburkannya. Contohnya adalah sorot lampu mobil pada malam yang berkabut. Yang perlu digaris bawah disini adalah bahwa koloid menghamburkan berkas cahaya tersebut dan demikian kita dapat mengenalinya. Hal ini mengingatkan kita sebagai manusia untuk terus menjadi terang atau 'menghamburkan cahaya' kepada orang-orang disekeliling kita supaya diri kita juga semakin terlihat. Mungkin bumi sudah bosan dengan melihat 7 juta manusia setiap harinya. Belum lagi, seringkali manusia sebagai makhluk yang paling pintar merasa punya hak istimewa untuk mengusai alam dan semua isinya tanpa memperhatikan kelestariannya. Inilah yang disebut dengan serakah. Seharusnya, sebagai manusia kita 'menghamburkan cahaya' dan tidak menyisakan kegelapan untuk orang-orang disekeliling kita maupun para generasi yang akan datang. Kegelapan yang penulis maksud adalah rusaknya alam , yang membuat kehidupan kita maupun anak cucu kita mendatang menjadi lebih buruk. Manusia memang istemawa. Sesuatu yang membuatnya istimewa itulah yang kita sebut dengan akal budi. Saat manusia kehingan akal budinya berarti manusia telah kehilangan keistimewaannya.

Yang kedua adalah tentang gerak zig-zag partikel koloid yang disebut dengan gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown. Gerak Brown adalah salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi. Hal ini sama seperti kehidupan kita. Jika kita ingin supaya tidak 'mengendap' yang harus kita lakukan adalah terus bergerak. Bergerak adalah cara kita untuk mengimbangi roda kehidupan yang juga terus berputar. Bahkan, bergerak pun tidak semudah kelihatannya. Pada sistem koloid ketika setiap partikel tidak dapat menjaga kedudukannya mereka akan saling bertabrakan. Sama dengan kita manusia, gerakan-gerakan inilah yang disebut dengan gerakan yang bertanggung jawab. Maksudnya adalah setiap hal yang kita lakukan mengandung konsekuensi dan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan yang lain. Walaupun demikian, sebagai manusia jangan pernah berhenti bergerak untuk tahu dimana sebenarnya kamu berada. Ingatlah bahwa, "hidup selalu membawamu ke tempat yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, tetapi percayalah disitu kau akan menemukan takdirmu."

Yang ketiga adalah bagaimana partikel koloid mendapatkan muatan listrik? Hal ini disebut dengan kemampuan adsorpsi. Sama seperti koloid, manusia juga harus bisa melakukan adsorpsi. Apa yang perlu di adsorpsi oleh manusia? Tentu saja ilmu. Sebenarnya hidup bukan hanya tentang memilih, melainkan juga tentang belajar. Hidup tanpa belajar bagaikan burung tak bersayap. Maka dari itu manusia juga harus bisa membuka diri terhadap segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Satu hal yang membedakan manusia dengan koloid adalah manusia memiliki sistem filtrasi. Maksudnya adalah manusia mampu menyaring setiap informasi yang datang kepadanya. Dengan demikian manusia seharusnya tidak hanya menjadi makhluk yang paling pintar tetapi juga paling bijaksana.

Yang keempat adalah apabila muatan koloid dilucuti, maka kestabilan koloid terganggu sehingga mengakibatkan koagulasi atau penggumpalan. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik menarik antar partikel ion sehingga makin cepat terjadinya koagulasi. Ini masih berkaitan dengan sifat koloid yang ketiga. Menyerap informasi itu penting. Akan tetapi jangan sampai informasi yang diserap itu melucuti muatan dari diri kita. Muatan diri kita itu adalah identitas dan kepercayaan diri. Setiap manusia memang diciptakan unik adanya dan berbeda satu sama lain. Perbedaan itu ada bukan untuk dicela melainkan dihargai. Sering kali, karena kita terlalu bersemangat menyerap informasi sebanyak-banyaknya, kita kehilangan kemampuan filtrasi yang kita miliki. Selain itu segala informasi yang masuk itu malah membawa kita terhanyut oleh arus yang ada karena kita kehilangan karakter atau identitas dari diri kita. Mencontoh kebaikan orang lain itu penting tetapi menjadi diri sendiri jauh lebih penting. Jangan sampai muatan kita terlucuti dan terjadi penggumpalan dalam diri kita. Ketika terjadi penggumpalan otomatis kita tidak dapat mengembangkan diri kira dengan sebaik mungkin.

Yang kelima adalah dialisis, Dalam pembuatan suatu koloid sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Hal ini juga sangat penting bagi manusia. Seperti yang penulis sebutkan tadi bahwa manusia memang istimewa. Akan tetapi, manusia tidak sempurna. Perlu digaris bawah bahwa istimewa dan sempurna adalah dua hal yang berbeda. Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa-apa. Kita dapat melakukan proses dialisis seperti koloid, yaitu dengan membuang hal-hal negatif dari dalam diri yang mengganggu kestabilan hidup kita. Biarlah semakin hari kita menjadi pribadi yang semakin baik

Seluruh kehidupan memang tidak dapat digambarkan dalam sebuah koloid. Namun, sebuah koloid dapat menginspirasi seluruh kehidupan untuk menjadi lebih baik lagi.

Walaupun penulis kesulitan menghadapi soal Ujian Akhir Kenaikan Kelas, setidaknya koloid telah membawa sebuah pesan untuk kehidupan.

much love
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari UKK Kimia, Senin, 10 Juni 2013

Rabu, 05 Juni 2013

Beta Belum Bangga

Barisan pulau tertata rapi bagai permata hijau, Itulah Indonesia. Kata orang tanah kita adalah tanah surga, dan memang sepertinya Indonesia dilahirkan untuk menjadi berkat. Namun, apakah pernyataan tersebut hanya sekedar kata atau sebuah mimpi yang masih terus dikejar?

Kalau ada sebuah makanan yang menggambarkan Indonesia, itulah nasi. Ya, nasi memang menjadi makanan pokok bagi lebih dari 50% populasi di dunia termasuk Indonesia. Namun, kisah cinta dengan nasi tidak akan selalu berakhir bahagia, terlebih dengan kondisi Indonesia yang memberikan potret lahan hijau mulai menghilang. Laporan terakhir dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia bahwa lahan pertanian di nusantara secara drastis berkurang, hingga 100.000 hektar, banyak lahan pertanian di ubah menjadi industri dan tujuan lain setiap tahunya. 

Tentu saja hal ini membuat keanekaragaman pangan menjadi begitu krusial. Karena kita tidak bisa terus-menerus menggantungkan hidup pada sebuah tanaman yang kita sebut dengan padi. FAO mengatakan bahwa kira-kira seperempat dari jutaan macam tumbahan tersedia tetapi yang digunakan hari ini kurang dari 3 persennya.






Apakah hal itu sudah cukup membuat kita bangga? Tentu saja belum. Karena berkat yang kita sebut kekayaan dan keanekaragaman Indonesia itu masih belum membawa manfaat bagi masyarakat luas. Hal ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang harus kita lakukan. Keanekaragaman itu butuh penanganan yang tepat dan profesional. 

Sebelum berbicara tentang penangan yang tepat dan professional kita harus belajar mencintai Indonesia terlebih dahulu. Mencintai Indonesia itu sederhana. Kita bisa memulainya dengan mencintai makanan-makanannya. Miris memang, ketika banyak masyarakat kita yang lebih memilih makanan impor dari makanan lokal yang sebenarnya tidak kalah saing. Contohnya saja durian bangkok. Durian bangkok jadi lebih populer di Indonesia dibanding varitas durian lokal. Padahal dari segi rasa dan kualitas durian varitas lokal tidak kalah dari durian Bangkok.

Terkadang kita menjadi negeri pelupa. Kita sering lupa akan harta yang kita punya. Ketika ada tetangga yang mengambil harta tersebut baru kita sadar dan seperti cacing kepanasan. Sebenarnya, kelupaan itu berawal dari sikap acuh dan seolah tak peduli. Kita sering mengabaikan kekayaan kita, sehingga kita tidak tahu bahwa sebenarnya kita mempunyai harta yang sewaktu-waktu diincar dan ingin dimiliki oleh pihak lain. Sebenarnya ketika kita peduli maka kita akan punya rasa memiliki. Ketika kita punya rasa memiliki kita akan mencintai dan menjaganya. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa kita juga bisa mengembangkan segala potensi yang ada sehingga akan membawa manfaat besar bagi kehidupan kita. 

Dengan keanekaragaman pangan kita tidak hanya menyejahterakan masyarakat tetapi juga menjaga tetap warisan dan ciri khas budaya yang ada. Sekali lagi, mencintai Indonesia itu sederhana. Maka, kita bisa melakukaknya dari hal-hal yang sederhana pula. Contohnya saja dengan  menggunakan pekarangan rumah sebagai lahan untuk mananam sumber pangan. Biasanya pekarangan rumah sangat efektif untuk menanam tanaman seperti cabai, selada, labu, dan sebagainya.

Selanjutnya perlu kita sadari bahwa selera masyarakat yang kian tinggi dan populasi penduduk juga yang kian meningkat, menuntut inovasi kuliner dari sumber pangan nasional yang lebih baik dan berkualita.. Sepertinya, pemerintah juga sudah menyadari hal ini dengan mengkampanyekan, memfasilitasi dan mengimplementasikan berbagai program. Namun, tentu saja program pemerintah tidak bisa berjalan tanpa dukungan masyarakatnya. Selain mendukung, kita juga harus mulai mengambil langkah untuk melakukan inovasi dan mengembangkan berbagai teknologi pangan. Dengan demikian, kita bisa mengambil hati masyarakat dunia untuk turut mencintai makanan Indonesia. Selain membawa kesejahteraan bagi rakyat melalui konsumsi sendiri maupun ekspor, hal ini juga membuat kita layak untuk berbangga kepada Indonesia.
Mungkin kita sering mendengar atau bahkan berkata hal buruk tentang Indonesia. Mulai dari kemacetan, korupsi, kemiskinan, kriminalitas, ketidak adilan hukum, pendidikan yang tidak mendidik, dan lain sebagainya. Namun, sekedar mendengar dan berbicara tidak akan mengubah apa pun. Kita harus melakukan sesuatu sesegera mungkin. Mungkin kita bisa berbangga dengan Indonesia yang diberkati, tetapi itu tidak cukup. Kita juga harus membuat Indonesia bangga mempunyai orang-orang seperti kita. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan mencintai dan melestarikan keanekaragaman pangan di Indonesia. Kita berharap generasi selanjutnya juga dapat bangga dengan keanekaragaman Indonesia dengan selalu mendukung, mengkonsumsi dan mengembangkan berbagi jenis pangan nasional.


much love  
Tiuruli Sitorus


Diikutkan dalam lomba menulis opini 2013 "Kebanggaan Bangsa Indonesia"