Sabtu, 14 September 2013

Vania




Ada yang kenal cewek ini gaa? :p




Kepo ih yaa :p
Okay. Namanya vania. kalau butuh nomor hp, alamat, atau mau tanya udah punya pacar atau belum, langsung aja mention ke twitternya yaa :D

Kalau ditanya siapa aku jawabnya harus gimana? klau ditanya gimana aku harus jawab apa? kalau ditanya apa aku akan jawab 'Sahabat'. 
Vania itu.....
Tembem!! Lucu!! Imut!! Cantik!! Lembut!! Baik!! Banget!! Rajin!!  Polos!! Perhatian!! Cengeng!! ya!! cengeng!! 
Enak!! hah??!! apaan enak?? Enak dipeluk maksudnya :p

Regardless, bersyukur banget punya Vania. Bersyukur bisa kenal dia, bisa satu kelas sama dia, bisa duduk sebelahan kalau pelajaran agama, bisa curhat2an, bisa ngomel2an, bisa cie2an, pokoknya bisa jadi bagian hidupnya. 

Hari ini dia tambah tua looh. Inget van, "Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan". Ulang tahun emang selalu mengingatkan kita untuk bersyukur karena udah diberkati Tuhan sampai sejauh ini. Disisi lain, kita punya tanggung jawab bahwa waktu segitu lama ga bakal sia-sia sebagai proses untuk membentuk kita menjadi pribadi yang telah Tuhan persiapkan untuk tujuan tertentu. Vania punya destiny. Aku punya destiny. Semua punya destiny. Sekarang ayo kita raih destiny itu bareng-bareng. 
"Aku ga bilang kalau semua proses ini akan menjadi mudah, tapi aku bilang kalau semua ini akan menjadi berharga"
Vania itu istimewa. Yang istimewa berhak untuk dapet yang istimewa juga dong. Dari sini (ambarawa gitu aja) aku kirim sejuta doa buat vania di hari ulang tahunnya yang ke.... (tuh kan mesti kepo :p)
Tapi sebenernya, ga ada yang jauh lebih baik dari rencana Tuhan itu sendiri ;;)

I love you bgtbgtbgtbgt Vania {pelukpeluk}
Maaf ya, hari ini aku ga bisa dateng, ada tugas negara yang harus aku lakukan soalnya :') Maaf juga untuk sahabat2 yang lain. Hopefully rencana kita sukses yeaa.
Jangan khawatir, berkatku ga kurang kok, demikianpula denganmu =))

Sincerely,
Tiuruli Sitorus

Kamis, 08 Agustus 2013

Buku Harian vs Sosial Media

"Kertas jauh lebih sabar dari pada orang."
Ungkapan ini muncul berpuluh-puluh tahun lalu, ketika remaja lebih memilih untuk tertidur disamping buku seperti diary ataupun novel. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kertas menjadi begitu berharga. Banyak orang yang menorehkan segala perasaan dan isi hatinya diatas kertas atau yang sering kita sebut dengan buku harian. Buku harian pun menjadi saksi setiap peristiwa dalam hidup seseorang. Bahkan, ada satu tokoh yang begitu terkenal sampai sekarang karena buku hariannya, yaitu Anne Frank.

Gadis Kecil yang bersembunyi dari Kejaran Nazi ini  menuliskan seluruh pengalaman hidupnya selama 25 bulan di "Pavilium Rahasia". Terputus dari dunia luar, mengalam kelaparn, kejemuan, tekanan tiada henti karena ruang gerak terbatas, dan ancaman ditemukan serta kematian yang selalu membayangi. Buku harian yang diberinya nama "Kitty", selalu siap mendengar segala tumpahan isi hati dari Anne. Pemaparannya menyentuh perasaan, terkadang menggemaskan dan lucu, mengisahkan pengalaman hidup, keberanian dan kerentanan manusia, cita-cita dan harapan, kisah cinta dan persahabatan, serta potret seorang gadis remaja yang penuh semangat.

Buku harian Anne menjadi karya klasik dunia dan menjadi peringatan akan betapa kejamnya perang sekaligus kesaksian atas betapa dasyatnya semangat hidup manusia. Seperti sebuah pepatah bahasa latin: Verba volant, scripta manent (yang terucap bakal lenyap, yang tertulis akan abadi.



Sekarang kita memang tinggal dimasa yang berbeda dengan Anne Frank ketika ia menulis buku harian. Remaja saat ini menjelajah dunia hanya dalam satu genggaman. Ungkapan "Kertas jauh lebih sabar dari pada orang" telah berubah menjadi "Teknologi jauh lebih sabar dari pada orang." Hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna sosial media di dunia. Keluh kesah berubah menjadi status, peristiwa berubah menjadi tweet, dan setiap moment berubah menjadi gambar. Buku harian sudah mulai menghilang dari peradaban. Disatu sisi, segala kemudahan saat ini sangat membantu perkembangan informasi dan komunikasi. Namun, jangan salah, teknologi dapat membuat mereka yang jauh menjadi dekat dan mereka yang dekat menjadi jauh. 

Tak jarang kemudahan ini bukannya mempercepat perkembangan remaja, melainkan memotong kesempatan remaja untuk merenungkan dan merefleksikan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Seringkali mereka menganggap update itu lebih penting dari pada moment itu sendiri. Buku harian bukan sahabat anak zaman sekarang. Gadgetlah sahabat mereka. Buktinya, sekarang mereka jauh lebih memilih untuk tidur disamping gadget tersebut.

Akan tetapi, tidak selamanya gadget dan sosial media menjadi sahabat yang baik. Seringkali sosial media perlahan-lahan menelan seorang remaja baik dari dalam maupun dari luar. Buku harian memang menjadi pendengar yang baik, tetapi sosial media lebih cenderung menjadi komentator yang sok tahu. Banyak pribadi rentan yang menggunakan sosial media. Padahal, sosial media itu sendiri memang begitu rentan untuk banyak pribadi.

Tulisan ini memang dibuat tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Namun, penulis berharap para pembaca dan masyarakat luas dapat merenungkan sendiri mengenai sosial media dan dampaknya bagai kehidupan. Sosial Media itu tidak buruk, tetapi ia membutuhkan suatu perenungan supaya bisa menjadi baik. Selain itu, penulis juga berharap akan banyak orang yang lebih terinspirasi dari buku harian Anne Frank. Kisah hidup Anne Frank memang luar biasa, tetapi saya yakin bahwa setiap orang memiliki kisah hidupnya sendiri yang juga luar biasa, karena kisah kehidupan manusia telah ditulis oleh seorang scriptwriter paling profesional, yaitu "Tuhan". Sebaiknya, kita menghargai setiap peristiwa dalam hidup kita dan menjadikannya jauh lebih bermakna.

Sincerely,
Tiuruli Sitorus


Terinspirasi dari buku harian Anne Frank

Selasa, 30 Juli 2013

Tertinggal dan Meninggalkan

"Kalau ada satu hari dalam hidupmu yang membuatmu merasa tertinggal dari yang lain, maka mulai saat itu kamu harus berlari lebih cepat lagi"

Siapa di dunia ini yang belum pernah merasa tertinggal? atau siapa di dunia ini yang belum pernah meninggalkan sesuatu atau bahkan seseorang? Ada yang bilang bahwa hidup ini adalah pilihan. Namun, sepertinya saya punya ide yang lain yaitu, hidup adalah tentang tertinggal dan meninggalkan.

Sebenarnya saya adalah orang yang sangat tepat waktu karena bagi saya tepat waktu adalah salah satu cara menghargai hidup dan orang lain. Akan tetapi, hidup selalu menawarkan pilihan-pilihan sulit dan tidak terduga. Bagi saya Incheon International Airport menjadi salah satu saksinya. Bandara itu tidak hanya berhasil membuat saya kagum, tetapi juga panik dan geregetan. Orang-orang yang bergerak begitu cepat dan antrian yang begitu panjang berhasil melepas satu kesempatan saya untuk terbang ke tanah air untuk beberapa saat. Kemegahan bandara itu membuat saya terlena dan tertinggal. Sebenarnya saya keluar dari pos imigrasi bersama dua orang teman saya. Namun, mereka terus berlari membalap angin sampai-sampai teriakan saya sudah tak terdengar. Saya berteriak untuk menyadarkan mereka bahwa bahwa seseorang telah tertinggal dibelakang kami. Apa daya, suara saya telah terpatahkan dan mereka terus berlari. Entah mengapa saya menjadi orang yang paling peduli di dunia ini karena berhenti sejenak untuk menemukan seseorang yang tertinggal itu. Setelah saya bertemu dengan seseorang itu kami pun lanjut berlari itu mencapai gate yang kami tuju. 

Lautan manusia telah memisahkan kami dengan dua orang teman yang sudah berlari entah sampai dimana. Kami bukan hanya berlari membalap angin, melainkan juga berlari membalap waktu. Kami berlari dengan sekuat tenaga. Jujur saja, saya putus asa dan seakan yakin bahwa kami tidak akan pernah sampai ke gate yang kami tuju. Petugas bandara yang mengetahui keberadaan kami terus meneriaki kami untuk berlari lebih cepat karena gate sudah hampir ditutup. Hal itu terus menyerang kami sampai pada satu titik dimana waktu seakan berhenti berputar, ketika seorang pegawai berkata bahwa gate sudah ditutup dan kami tidak dapat masuk. Kami hampir tidak percaya, karena kedua teman kami telah masuk duluan. dan beberapa langkah lagi kami akan sampai ke gate.

Air mata saya pecah. Saya tak tahu harus bagaimana. Sejenak saya berdiam dan berusaha meluluhkan hati para pegawai penerbangan. Entah karena beruntung atau rencana Tuhan atau bahkan rasa kasihan, manager dari pihak penerbangan tersebut bersedia menukar tiket kami pada the day after tomorrow. Seketika kepala saya terasa dimasukkan ke dalam mesin pendingin. Seorang pegawai yang begitu baik yang bersedia membantu kami melalui proses yang panjang dalam mengurus tiket kami. Kejadian ini juga memberi saya kesempatan untuk belajar lebih banyak dan memperpanjang perjalanan di Korea. Mulai saat itu saya menjadi lebih cermat dan tanggap serta tidak mudah terlena dengan sesuatu yang terlihat begitu waaah dan menggoda. Saya yakin, sejak saat itu saya tidak akan pernah tertinggal pesawat lagi karena saya sudah punya cara dan trik khusus untuk menghadapinya. Saya juga menikmati tambahan waktu yang Tuhan berikan di Korea. Hal ini adalah hal yang tidak mungkin di dapat oleh kedua teman saya yang sudah lebih dulu meninggalkan kami.

Peristiwa ini hanya sepotong kisah dari kehidupan. Ya, sering kali kita tertinggal. Namun, tertinggal bukan lah akhir dari segalanya. Sering kali tertinggal memberi kita kesempatan untuk merenung dan berdiam diri. Dengan demikian, kita bisa memetik hikmah dan menentukan langkah-langkah kita selanjutnya. Bahkan, setelah itu kita bisa berlari lebih cepat lagi untuk mengejar ketertinggalan dan meninggalkan ketertinggalan itu. Di sisi lain kita memang harus meninggalkan sesuatu. Seperti meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menghambat langkah kita utuk mengejar kesuksesan dan kebahgiaan. Namun, jangan sampai kita meninggalkan hal-hal terpenting dan sangat berharga dalam hidup kita. Sekali lagi, hidup itu pilihan. Pilihan untuk tertinggal atau meninggalkan.

Sincerely,
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi karena tertinggal pesawat pada tanggal 25 Juli 2013

Selasa, 09 Juli 2013

BESTFRIEND






































Ada yang bilang sahabat itu adalah saudara yang beda ayah dan ibu.

Ada yang bilang sahabat itu adalah sesuatu yang paling manis di dunia walaupun ga terbuat dari permen, gula, ataupun madu

Ada yang bilang sahabat itu kaya bintang. Jadi, walaupun kamu tak dapat melihatnya, sebenarnya ia akan selalu ada untukmu.

Ada yang bilang sahabat itu ga pernah terpisah. Mungkin iya jaraknya pisah, tetapi hatinya ngga pisah.

Namun, kayaknya aku punya satu definisi baru tentang sahabat
"Sahabat adalah orang yang  rela naik Sari dari Salatiga ke Ambarawa untuk bilang selamat ulang tahun buat sahabatnya."

Aku tidak akan pernah tahu dari mana kisah ini berawal dan bagaimana cerita ini akan berakhir. 

Okay, jujur kemarin adalah hari yang slum banget dalam hidupku. Parah! Akan tetapi, Terima kasih untuk Gilda yang udah ngasih kata2 yang adem sekali :D. 

Lalu, hari ini adalah hari yang luar biasa. 9 Juli gitu.  Hari paling awesome di dunia deh :D Sebenarnya, kami ga mau kemana2, tapi gra2 mama berusaha menghibur untuk peristiwa kemarin, beliau ngajakin pergi ceritanya.  
Yang parah adalah, ketika ada smsnya awan yang bilang "Tiur, where are you?"
Sebenarnya saat sms ini masuk gue juga ga punya firasat apa2 siih. Hari ini terlalu banyak pesan, sehingga aku ga ngecek hp lagi karena,yakin pasti itu yang pada ngucapin ultah. Aku mau menikmati hari dulu, makanya put aside my cellphone. Semua berjalan dengan begitu luar biasa, sampai pada suatu titik ketika mama cepet2 ngasiih hp gra2 awan telfon. Awan telfon dan bilang kalau dia dan teman2 udah di depan rumah. dalam hati "so what gitu klau lo udah ada depan rumah?" hahaha =)) sumpah aku ditelfon datar (re:judes) bangeet. maaf yaa Awan :') Soalnya aku kira awan cuma bercanda gitu, soalnya kan awan biasanya jayus jd aku ga percayaaa. 
"Lagian kamu dateng ke rumah kok ga bilang2 tha, wan?"
"ihh, laah kalau suprise masa yaa bilang2? ckck, iih kamu kok gitu sih yur". pas ini aku merasa terintimidasi deh. ngerasa jahat siih. tpi biarin kan yang dijahatin awan :p
Awan juga suruh cek twitter, padahal mention kan banyak bangetbanget, gmna sempet coba?
Habis itu telfonnya mati (ga tahu aku yang matiin apa awan *lupa deh*) Aku ngecek hp dan baru sadar ada 15 panggilan tak terjawab. Udah mulai degdegan siih. Pas aku buka pesan, ternyata ada beberapa pesan yang terselip dari awan, andre, dan ella. ga tahu kenapa, rasanya jantung berdetak lebih aktif dan darah melawan gravitasi karena naik ke kepala.
Ella: yur km dmn?
Andre: Tiur, kami menunggumu :(
Pesan itu semacam menggertak hati. Aku baru mulai percaya (baru mulai looh guys). Untuk beberapa saat aku coba telfon awan ga diangkat. ella ga diangkat. andre ga diangkat. Pas telfon awan lagi baru deh diangkat. (tahu ga? aku telfon sambil muter-muter ga jelas diliatin orang. Aku muter2 saking paniknya gitu, temen2ku ada di rumah dan di rumah ga ada orang. Tadi pagi sih masih ada bapaknya tukang, tp mesti mereka udah pergi) Habis, itu aku minta bicara sama ella. dan beneran awan kasih telfon ke ella.
dalam hati 'ihh kok beneran ada ella, jangan2 awan beneran. aaah, paling awan sama ella meh ngerjain aku niih. iya nih pasti ngerjain. ga lucu ngerjainnya.
Tapiiii, setelah ngomong sama ella, rasanya beneran iiih. Aku panik b-a-n-g-e-t. sampe ditawarin makan lagi udah ga mood. Guys, ini pertama kali aku ga mood makan kaya gitu. Rasanya sebel, tapi ya mau sebel sama siapa? Sama awan lagi mesti. hahaha :D terus kalau kupikir, yaudah lah. Life must go on. Habis itu, setelah aku sms minta maaf, rada lega gitu.
Andre bales sms bilang: Iya tiur, gpp kok :) Nnti lihat jejak kdatangan kmi di rmh ya, n kado ny mgkn kudu km cari :p
Ini aku udah yakin 95%. Mana, kayanya smsnya serem gitu. Aku bayangin apa yang terjadi dengan rumah. iiiiiih. Apalagi kalau ada makhluk2 semacam sahabat2ku itu, apa yan terjadi.
Sampe dirumah, bener aja nemuin kado. tp masih skeptis banget. Aku mikir mesti yang naruh di sini Sinung, ga mungkinlah mereka jauh2 dari salatiga. Tapi, habis itu, habis tanya2 sinung dan ia menjelaskan semuanya, aku baru benar-benar percaya.

Guys, klian berhasil membuatku merasa berdosa. bukan deng, bukan kalian. mamaku yang berhasil membuatku merasa berdosa. hihi :)
Haduh maaf banget buat yang hari ini udah dateng ke rumah tapi yang didatengin malah pergi. Mudah2an ga kapok. soalnya kalian masih harus kesini lagi deh guys :p hehe :D
Aku ga tahu gimana perjuangan kalian naik Sari. Hahaha =))  eeh, tp biasanya sari selalu membawa kenangan looh ;;) Aku percaya kalau seru bangeet. Soalnya ambarawa-salatiga itu memang selalu penuh perjuangan (*wink ke semua anak ambarawa yg sekolah di salatiga*)

Terlepas dari semua kejadian yang ga jelas itu, aku berharap persahabatan kita ga cuma  sejauh ambarawa salatiga aja :D Soalnya jalan mah masih panjang ke depannya. Udah kelas 3 juga kita yaa. Semoga sukses lah kita. Tunggu beberapa tahun lagi. Tunggu sampai kalian bener-bener bangga punya sahabat seperti aku dan aku juga bangga punya sahabat yang kaya kalian.

Oh ya, Itu kertasnya di kadonya so sweet sekalii ({}). Sebenaarnya pengen ngasih liat fotonya sih. Pengen nge-share hadiahnya. Namun, apadaya karena langit telah menjadi gelap, dia sudah menjadi tidak peduli, kamu mulai bosan dan aku sudah lelah (intinya aku udah capek, gitu aja :p) Udahan dulu yaa, ntar kalau sempet yg lain2 di share lagi, have great day for everyone


sincerely ,
Tiuruli Sitorus

Kamis, 27 Juni 2013

BBM Naik Kendaraan Turun

Atas: Motor
Bawah: Tanki bensin 


Akhirnya setelah maju-mundur dalam setahun terahkir, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar. Harga Premium naik dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter. Menjadi pemerintah memang bukanlah hal yang mudah. Setiap kebijakannya selalu mengundang pro dan kontra. Bahkan, dalam kasus ini pro dan kontra juga tidak dapat terelakkan. Bisa dibilang saya adalah salah satu orang yang setuju dengan kebijakan ini. Walaupun hasil Olimpiade ekonomi belum keluar (Saya sangat berharap untuk lolos), tetapi saya tahu bahwa kebijakan ini akan membawa dampak positif bagi kita. Yang saya sesalkan adalah banyaknya media yang hanya menyoroti sisi negatif dari kenaikan BBM. Padahal, media berperan sangat penting dalam mempengaruhi pola pikir masyrakat.

Salah satu alasan dari kebijakan ini adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) terus membengkak seiring mingkatnya harga rata-rata minyak mentah Indonesia hingga melampaui asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan Belanja 2013.  Selain diharapkan untuk meperbaiki neraca pembayaran kebijakan ini juga diharapkan dapat mengendalikan konsumsi bahan bakar minyak.

Tercatat bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat, volume penjualan mobil tahun 2013 dipredeksi 1,1 juta unit, sedangakt sepeda motor 7,1 juta unit. Setiap tahun akan terus ada jutaan kendaraan baru. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, Indonesia bukan hanya menjadi lautan air dan lautan manusia, melainkan juga lautan kendaraan. Padahal seperti kita ketahui bahwa asap kendaraan bermotor turut berkontribusi dalam peristiwa Global Warming. Diharapkan kebijakan ini dapat mengerem hasrat masyrakat untuk menggunakan bahan bakar minyak. Masyrakat dapat beralih ke jalan kaki atau sepeda biasa tanpa BBM dan polusi. Selain menyelamatka lingkungan dan kantong, cara ini juga akan lebih menyehatkan masyrakat. Penggunaan kendaraan pribadi juga bisa berkurang karena masyarakat beralih ke kendaraan umum (Kebijakan ini akan sukses jika ada tarif juga dikendalikan).

Sebenarnya ,para pengguna kendaraan bermotor masih enggan membeli bensin solar non-subsidi. Saat ini harga BBM nonsubsidi RP 9000 per liter. Berarti lebih mahal RP 2.500 per liter dari Premium dan ada selisih harga Rp 3.500 dengan solar. Dalam hukum pasar, konsumen tentu akan memilih produk sejenis yang lebih murah selama hal itu tidak melanggar aturan.Ini berarti, bahwa pemerintah tidak bisa hanya berhenti pada titik menaikkan BBM bersubsidi tetapi harus melaksanakan berbagai kebijakan lanjutan untuk mengendalikan pengunaan BBM bersubsidi.

Saya tahu bahwa kenaikan BBM ini akan memberatkan masyrakat terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan menengah kebawah. Apalagi, biasanya kenaikan BBM akan diikuti dengan kenaikan barang-barang, Padahal, sebentar lagi kita akan menghadapi bulan puasa dan lebaran yang juga sangat dekat dengan  masuknya para siswa ke sekolah baru. Saya sebagai pelajar juga sedikit terbebani karena tari angkutan menjadi lebih mahal, yang berati uang jajan riil saya menjadi berkurang. Akan tetapi, penundaan kebijaan yang berlarut-larut dapat mempeerburuk keadaan karena hal itu akan terus mempengaruhi ekpektasi masyrakat sehingga harga-harga akan semakin tinggi. Ada suatu pepatah yang berkata "Keraguan dalam mengambil keputusan akan menimbulkan penyesalan yang lebih besar." Dengan demikian, pemerintah memang harus mengambil tindakan tegas dan tidak ragu-ragu. Selain itu dapat kira lihat juga bahwa pemerintah telah dan sedang melakukan berbagai usaha untuk tetap menjaga kestabilan perekonomian di Indonesia.

Suatu kebijakan hanya akan berhasil jika pemerintah didukung dan dipercaya oleh masyarakatnya. Dengan demikian, kita sebagai masyarakat harus bisa percaya dan yakin pada setiap kebijakan pemerintah. Saya hanya mau mengingatkan bahwa pemerintah adalah representasi dari masyrakat. Hal itu terbukti, karena kita telah memilih siapa yang berhak menjadi pemimpin kita melalui proses pemilu. Maka, Keraguan kepada kebijakan pemerintah berarti keraguan terhadap pilihan hidup kita sendiri.


Sincerely,
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari kenaikan BBM

Sabtu, 22 Juni 2013

Nilai Bukan Kunci Kesuksesan



Sekarang ini siswa-siswi sedang dimeriahkan dengan penerimaan hasil laporan belajar atau yang sering kita sebut dengan rapor. Luar biasa memang, karena jerih payah selama satu semester dihargai oleh selembar kertas. Asam-garam satu semester telah tumpah menjadi deretan angka yang rasanya bisa berubah menjadi manis maupun pahit.

Seperti yang kita ketahui bahwa penidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa rapor menjadi salah satu indikator kesuksesan hasil belajar. Contoh saja, hasil belajar di SD digunakan untuk mendaftar ke SMP favorite, hasil belajar di SMP digunakan untuk mendaftar ke SMA favorite, dan hasil belajar di SMA digunakan untuk mendaftar di Universitas favorite. Namun, apakah kesuksesan dapat diukur dengan sesederhana itu? Jawabannya belum tentu. Karena kesuksesan itu bukanlah sebuah angka melainkan sebuah perjuangan.

Ada suatu pernyataan menarik dari guru bahasa jawa saya ketika kami semua sedang terdepresi karena tidak bisa mengerjakan soal tes matematika. Beliau berkata "Wis, bijine elek ora papa sing penting sesuk dadi wong sukses kabeh yo."("Sudahlah, nilai jelek tidak masalah yang penting besok jadi orang sukses semua ya") Mungkin kata-kata itu hanya lewat begitu saja dari mulut beliau. Namun, bagi teman-teman dan saya, kata-kata tersebut menjadi suatu perenungan dan motivasi.

Kami sering berpikir apakah semua yang kami pelajari di sekolah saat ini sungguh akan berguna untuk masa depan kami? Seringkali pendidikan di Indonesia hanya menonjolkan teorinya saja. Teori memang penting sebagai dasar para siswa untuk memahami pelajaran. Akan tetapi, seringkali para siswa dan para guru hanya terjebak dalam teori tanpa tahu bagaimana penerapannya dalam praktik atau kehidupan nyata. Sebenarnya, sistem pendidikan yang seperti itu tidak mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Mengapa demikian? karena pendidikan yang hanya berfokus pada teori adalah pendidikan yang membangun tembok penghalang untuk pengembangan pikiran dan kreatifitas siswa. Para siswa cenderung hanya menghafal pelajaran. Tak jarang pula, mereka mengartikan nilai sebagai kesuksesan. Hal seperti membuat siswa menjadi result-oriented. Mereka hanya ingin hasil bagus dan mulai mengasihani diri dengan melegalkan segala cara.

Yang perlu digaris bawah adalah Orang yang bisa mengerjakan soal tes di sekolah, belum tentu mampu menghadapi persoalan di kehidupan nyata. Saya percaya bahwa setiap orang ingin menjadi orang sukses. Namun, perkembangan peradaban manusia telah berhasil membuat para generasi kini merasa takut. Tingkat persaingan yan tinggi telah berhasil menggoyahkan mental para penerus bangsa ini. Seharusnya, nilai tidaklah lagi cukup menjadi bekal bagi para siswa untuk menghadapi musuh yang sudah berada di depan mata. da sesuatu yang perlu diubah dari sistem pendidikan ini  karena teori akan menjadi senjata yang tumpul jika tidak diasah. Teori tidak boleh hanya lewat dipikiran para siswa karena sesuatu yang hanya dingat dipikiran akan sangat mudah untuk dilupakan. Sebaliknya, sesuatu yang dialami atau dirasakan akan tinggal dalam pikiran dan jiwa manusia lebih lama. Maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara teori dan praktik. Yang terpenting adalah bagaimana ilmu itu bisa meresap kepikiran para siswa untuk bekalnya dimasa depan, bukan hanya untuk sekedar mendapat nilai bagus.

Belum lagi pembekalan untuk menemukan potensi para siswa masih sangat kurang. Banyak siswa terlebih siswa-siswi SMA yang masih bingung dan belum punya gambaran tentang masa depannya. Sebenarnya, generasi ini bukanlah generasi yang apatis, melainkan generasi yang terombang-ambing ditengah samudra dan berada dalam arus keras yang tak tentu arahnya. Pembekalan tentang potensi bagi siswa sangatlah penting, sehingga mereka bisa mengembangkan potensi itu dengan semaksimal mungkin. Mereka juga harus dibekali dengan kekuatan yang lebih besar dari pada sebuah nilai, yaitu pengetahuan tentang kehidupan. Dengan demikian, hal itu bisa menjadi kekuatan bagi para siswa untuk menghadapi kehidupan dan mereka bisa berlayar mengarungi samudra luas. Mereka juga akan terhindar dari godaan untuk mengambil cara-cara instan dan menyimpang.

Sebenarnya setiap orang memiliki definisinya sendiri tentang arti dari sebuah kesuksesan. Namun, ada satu hal yang perlu di ingat. Hidup dan kesuksesan bukanlah sebuah balapan untuk adu kecepatan, melainkan sebuah petualangan yang harus dinikmati langkah demi langkah.



Sincerely,
Tiuruli Sitorus


Terinspirasi dari nilai rapor dan diskusi dengan sahabat-sahabat saya.


Jumat, 14 Juni 2013

KOLOID



Saat tulisan ini dibuat penulis sedang dalam keresahan ketika menghadapi Ujian Kenaikan Kelas mata pelajaran Kimia. Semua berawal dari Koloid. Koloid adalah sebuah campuran yang secara makroskopis tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra, ternyata masih dapat dibedakan antar partikel-partikelnya. Contohnya adalah susu, es krim, kabut, sold emas, intan hitam dan lain sebagainya.

Yang menarik bukanlah soal dan jawaban tes yang begitu rumit, melainkan ada banyak analogi antara koloid dan kehidupan.

Yang pertama adalah bagaimana cara mengenali sistem koloid? Salah satu cara yang sangat sederhana adalah menjatuhkan seberkas cahaya (transparan), dan koloid akan menghamburkannya. Contohnya adalah sorot lampu mobil pada malam yang berkabut. Yang perlu digaris bawah disini adalah bahwa koloid menghamburkan berkas cahaya tersebut dan demikian kita dapat mengenalinya. Hal ini mengingatkan kita sebagai manusia untuk terus menjadi terang atau 'menghamburkan cahaya' kepada orang-orang disekeliling kita supaya diri kita juga semakin terlihat. Mungkin bumi sudah bosan dengan melihat 7 juta manusia setiap harinya. Belum lagi, seringkali manusia sebagai makhluk yang paling pintar merasa punya hak istimewa untuk mengusai alam dan semua isinya tanpa memperhatikan kelestariannya. Inilah yang disebut dengan serakah. Seharusnya, sebagai manusia kita 'menghamburkan cahaya' dan tidak menyisakan kegelapan untuk orang-orang disekeliling kita maupun para generasi yang akan datang. Kegelapan yang penulis maksud adalah rusaknya alam , yang membuat kehidupan kita maupun anak cucu kita mendatang menjadi lebih buruk. Manusia memang istemawa. Sesuatu yang membuatnya istimewa itulah yang kita sebut dengan akal budi. Saat manusia kehingan akal budinya berarti manusia telah kehilangan keistimewaannya.

Yang kedua adalah tentang gerak zig-zag partikel koloid yang disebut dengan gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown. Gerak Brown adalah salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi. Hal ini sama seperti kehidupan kita. Jika kita ingin supaya tidak 'mengendap' yang harus kita lakukan adalah terus bergerak. Bergerak adalah cara kita untuk mengimbangi roda kehidupan yang juga terus berputar. Bahkan, bergerak pun tidak semudah kelihatannya. Pada sistem koloid ketika setiap partikel tidak dapat menjaga kedudukannya mereka akan saling bertabrakan. Sama dengan kita manusia, gerakan-gerakan inilah yang disebut dengan gerakan yang bertanggung jawab. Maksudnya adalah setiap hal yang kita lakukan mengandung konsekuensi dan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan yang lain. Walaupun demikian, sebagai manusia jangan pernah berhenti bergerak untuk tahu dimana sebenarnya kamu berada. Ingatlah bahwa, "hidup selalu membawamu ke tempat yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, tetapi percayalah disitu kau akan menemukan takdirmu."

Yang ketiga adalah bagaimana partikel koloid mendapatkan muatan listrik? Hal ini disebut dengan kemampuan adsorpsi. Sama seperti koloid, manusia juga harus bisa melakukan adsorpsi. Apa yang perlu di adsorpsi oleh manusia? Tentu saja ilmu. Sebenarnya hidup bukan hanya tentang memilih, melainkan juga tentang belajar. Hidup tanpa belajar bagaikan burung tak bersayap. Maka dari itu manusia juga harus bisa membuka diri terhadap segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Satu hal yang membedakan manusia dengan koloid adalah manusia memiliki sistem filtrasi. Maksudnya adalah manusia mampu menyaring setiap informasi yang datang kepadanya. Dengan demikian manusia seharusnya tidak hanya menjadi makhluk yang paling pintar tetapi juga paling bijaksana.

Yang keempat adalah apabila muatan koloid dilucuti, maka kestabilan koloid terganggu sehingga mengakibatkan koagulasi atau penggumpalan. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik menarik antar partikel ion sehingga makin cepat terjadinya koagulasi. Ini masih berkaitan dengan sifat koloid yang ketiga. Menyerap informasi itu penting. Akan tetapi jangan sampai informasi yang diserap itu melucuti muatan dari diri kita. Muatan diri kita itu adalah identitas dan kepercayaan diri. Setiap manusia memang diciptakan unik adanya dan berbeda satu sama lain. Perbedaan itu ada bukan untuk dicela melainkan dihargai. Sering kali, karena kita terlalu bersemangat menyerap informasi sebanyak-banyaknya, kita kehilangan kemampuan filtrasi yang kita miliki. Selain itu segala informasi yang masuk itu malah membawa kita terhanyut oleh arus yang ada karena kita kehilangan karakter atau identitas dari diri kita. Mencontoh kebaikan orang lain itu penting tetapi menjadi diri sendiri jauh lebih penting. Jangan sampai muatan kita terlucuti dan terjadi penggumpalan dalam diri kita. Ketika terjadi penggumpalan otomatis kita tidak dapat mengembangkan diri kira dengan sebaik mungkin.

Yang kelima adalah dialisis, Dalam pembuatan suatu koloid sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Hal ini juga sangat penting bagi manusia. Seperti yang penulis sebutkan tadi bahwa manusia memang istimewa. Akan tetapi, manusia tidak sempurna. Perlu digaris bawah bahwa istimewa dan sempurna adalah dua hal yang berbeda. Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa-apa. Kita dapat melakukan proses dialisis seperti koloid, yaitu dengan membuang hal-hal negatif dari dalam diri yang mengganggu kestabilan hidup kita. Biarlah semakin hari kita menjadi pribadi yang semakin baik

Seluruh kehidupan memang tidak dapat digambarkan dalam sebuah koloid. Namun, sebuah koloid dapat menginspirasi seluruh kehidupan untuk menjadi lebih baik lagi.

Walaupun penulis kesulitan menghadapi soal Ujian Akhir Kenaikan Kelas, setidaknya koloid telah membawa sebuah pesan untuk kehidupan.

much love
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari UKK Kimia, Senin, 10 Juni 2013

Rabu, 05 Juni 2013

Beta Belum Bangga

Barisan pulau tertata rapi bagai permata hijau, Itulah Indonesia. Kata orang tanah kita adalah tanah surga, dan memang sepertinya Indonesia dilahirkan untuk menjadi berkat. Namun, apakah pernyataan tersebut hanya sekedar kata atau sebuah mimpi yang masih terus dikejar?

Kalau ada sebuah makanan yang menggambarkan Indonesia, itulah nasi. Ya, nasi memang menjadi makanan pokok bagi lebih dari 50% populasi di dunia termasuk Indonesia. Namun, kisah cinta dengan nasi tidak akan selalu berakhir bahagia, terlebih dengan kondisi Indonesia yang memberikan potret lahan hijau mulai menghilang. Laporan terakhir dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia bahwa lahan pertanian di nusantara secara drastis berkurang, hingga 100.000 hektar, banyak lahan pertanian di ubah menjadi industri dan tujuan lain setiap tahunya. 

Tentu saja hal ini membuat keanekaragaman pangan menjadi begitu krusial. Karena kita tidak bisa terus-menerus menggantungkan hidup pada sebuah tanaman yang kita sebut dengan padi. FAO mengatakan bahwa kira-kira seperempat dari jutaan macam tumbahan tersedia tetapi yang digunakan hari ini kurang dari 3 persennya.






Apakah hal itu sudah cukup membuat kita bangga? Tentu saja belum. Karena berkat yang kita sebut kekayaan dan keanekaragaman Indonesia itu masih belum membawa manfaat bagi masyarakat luas. Hal ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang harus kita lakukan. Keanekaragaman itu butuh penanganan yang tepat dan profesional. 

Sebelum berbicara tentang penangan yang tepat dan professional kita harus belajar mencintai Indonesia terlebih dahulu. Mencintai Indonesia itu sederhana. Kita bisa memulainya dengan mencintai makanan-makanannya. Miris memang, ketika banyak masyarakat kita yang lebih memilih makanan impor dari makanan lokal yang sebenarnya tidak kalah saing. Contohnya saja durian bangkok. Durian bangkok jadi lebih populer di Indonesia dibanding varitas durian lokal. Padahal dari segi rasa dan kualitas durian varitas lokal tidak kalah dari durian Bangkok.

Terkadang kita menjadi negeri pelupa. Kita sering lupa akan harta yang kita punya. Ketika ada tetangga yang mengambil harta tersebut baru kita sadar dan seperti cacing kepanasan. Sebenarnya, kelupaan itu berawal dari sikap acuh dan seolah tak peduli. Kita sering mengabaikan kekayaan kita, sehingga kita tidak tahu bahwa sebenarnya kita mempunyai harta yang sewaktu-waktu diincar dan ingin dimiliki oleh pihak lain. Sebenarnya ketika kita peduli maka kita akan punya rasa memiliki. Ketika kita punya rasa memiliki kita akan mencintai dan menjaganya. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa kita juga bisa mengembangkan segala potensi yang ada sehingga akan membawa manfaat besar bagi kehidupan kita. 

Dengan keanekaragaman pangan kita tidak hanya menyejahterakan masyarakat tetapi juga menjaga tetap warisan dan ciri khas budaya yang ada. Sekali lagi, mencintai Indonesia itu sederhana. Maka, kita bisa melakukaknya dari hal-hal yang sederhana pula. Contohnya saja dengan  menggunakan pekarangan rumah sebagai lahan untuk mananam sumber pangan. Biasanya pekarangan rumah sangat efektif untuk menanam tanaman seperti cabai, selada, labu, dan sebagainya.

Selanjutnya perlu kita sadari bahwa selera masyarakat yang kian tinggi dan populasi penduduk juga yang kian meningkat, menuntut inovasi kuliner dari sumber pangan nasional yang lebih baik dan berkualita.. Sepertinya, pemerintah juga sudah menyadari hal ini dengan mengkampanyekan, memfasilitasi dan mengimplementasikan berbagai program. Namun, tentu saja program pemerintah tidak bisa berjalan tanpa dukungan masyarakatnya. Selain mendukung, kita juga harus mulai mengambil langkah untuk melakukan inovasi dan mengembangkan berbagai teknologi pangan. Dengan demikian, kita bisa mengambil hati masyarakat dunia untuk turut mencintai makanan Indonesia. Selain membawa kesejahteraan bagi rakyat melalui konsumsi sendiri maupun ekspor, hal ini juga membuat kita layak untuk berbangga kepada Indonesia.
Mungkin kita sering mendengar atau bahkan berkata hal buruk tentang Indonesia. Mulai dari kemacetan, korupsi, kemiskinan, kriminalitas, ketidak adilan hukum, pendidikan yang tidak mendidik, dan lain sebagainya. Namun, sekedar mendengar dan berbicara tidak akan mengubah apa pun. Kita harus melakukan sesuatu sesegera mungkin. Mungkin kita bisa berbangga dengan Indonesia yang diberkati, tetapi itu tidak cukup. Kita juga harus membuat Indonesia bangga mempunyai orang-orang seperti kita. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan mencintai dan melestarikan keanekaragaman pangan di Indonesia. Kita berharap generasi selanjutnya juga dapat bangga dengan keanekaragaman Indonesia dengan selalu mendukung, mengkonsumsi dan mengembangkan berbagi jenis pangan nasional.


much love  
Tiuruli Sitorus


Diikutkan dalam lomba menulis opini 2013 "Kebanggaan Bangsa Indonesia"

Jumat, 31 Mei 2013

Guru dengan Lebih dari 5 Motivasi


Membuka mata, menyentuh hati dan merangkul jiwa. Itulah peran guru dalam rangka menempa masa depan bangsa ini. Pemerintah dan masyarakat juga sudah mulai menyadari hal ini, lalu memberikan apresiasi luar biasa terhadap para guru. Salah satu buktinya adalah kenaikan anggaran di bidang pendidikan. Berdasarkan laporan terbaru Education Public Expenditure Review dari Bank Dunia (World Bank) di bawah pola pembiayaan pendidikan di Indonesia saat ini, porsi anggaran yang cukup besar dialokasikan untuk membayar gaji guru serta membiayai program sertifikasi guru. Dengan fakta di atas, tak heran pula jika sekarang ini profesi guru tidak lagi dipandang sebelah mata dan semakin diminati.

Apakah semakin banyak, semakin diminati, dan semakin sejahtera berarti semakin baik? Tunggu dulu. Jawabannya tidaklah sesederhana itu. Kita memang tidak tinggal dalam dunia yang ideal. Seringkali apa yang kita damba jauh dari apa yang nyata. Namun, ada satu hal penting yang dapat mendorong dan mempengaruhi segala tindakan yang dilakukan oleh manusia. Itulah yang kita sebut dengan motivasi. Motivasi memainkan peran penting dalam membangun integritas dan kapabilitas profesi seseorang. Hal ini juga terkait dengan keadaan dan peran para guru. Motivasi yang tepat akan menjadikan seorang guru inspirator bagi murid-muridnya. Menurut Abraham Maslow dengan teori Heararkhi kebutuhan, ada lima hal atau lima lapisan yang menjadi dasar motivasi bagi setiap orang. Dasar motivasi tersebut juga dapat menjadi dasar motivasi para guru yang mempengaruhi integeritas dalam profesinya.

Lapis pertama adalah motivasi fisiologis. Biasanya motivasi ini hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, istirahat, bersenang-senang, bahkan tujuan seksualitas. Guru yang berada pada lapis ini adalah guru yang hanya ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya saja. Ia hanya berharap mendapat gaji untuk makan dan minum. Ia hanya berharap dapat bekerja dengan cukup santai. Bahkan parahnya, ada guru yang tega menyalurkan hasrat seksual saat menjalankan tugasnya sebagai guru. Tak heran jika kita menemukan ada oknum guru yang melakukan kasus kekerasan dan pelecehan terhadap murid. Tak salah memang jika ada guru yang berada pada lapis ini, karena motivasi adalah kebebasan bagi setiap individu. Namun, kita berharap bahwa guru-guru kita tidak terjebak pada lapis ini, karena lapis ini terlalu dangkal untuk sebuah profesi yang sejatinya bisa menggapai bintang.

Lapis kedua adalah motivasi rasa aman. Motivasi ini bertujuan untuk mendapatkan rasa aman baik secara fisik maupun secara emosional. Contoh guru yang masuk kedalam kategori ini adalah  mereka yang hanya berharap menjadi PNS agar  mendapat rasa aman di masa-masa selanjutnya dengan bergantung pada dana pensiun. Sebenarnya, yang perlu menjadi perhatian kita adalah maraknya kasus penyuapan untuk menjadi seorang PNS. Kasus ini harus dijauhkan sejauh mungkin dari para guru. Seperti yang kita ketahui guru mempunyai peran yang sangat besar untuk membentuk karakter bangsa. Jika dari awal guru sudah terbentuk dengan mental penyuap dan pembohong, bagaimana mental murid yang akan dibentuk nantinya? Kita setuju bahwa ketidak jujuran bukanlah sebuah inspiriasi yang mencerahkan, melainkan sebuah alat yang menuntun kita kepada kegelapan. Para guru harus sadar bahwa di depan murid terdapat suatu jalan membentang, yang penuh penghalang. Mereka harus membantu sang murid keluar dari comfortzone atau rasa aman. Seharusnya guru harus memulai dari dirinya dahulu sebelum mengarahkan para muridnya. 

Lapis ketiga adalah motivasi sosial. Motivasi ini bertujuan untuk mendapat penerimaan, status dan relasi. Tak sedikit orang yang menjadi guru hanya karena ingin mendapat status dan relasi. Terdapat beberapa kasus dimana seseorang terpaksa menjadi guru, hanya karena gagal atau tidak diterima dalam bidang lain. Istilah yang sering diberikan untuk kasus ini adalah ‘terpeleset’, karena kondisi tersebut membuat orang jatuh terpeleset sehingga guru menjadi pilihan terakhir. Ia pun tetap memperjuangkan profesi ini, sehingga ia bisa diterima dalam masyarakat luas. Memang tidak mudah menerima sesuatu yang berawal dari penolakan. Akan tetapi, seharusnya hal ini tidak membuat guru berhenti pada lapis ini. Menjadi guru bukan hanya sebuah status melainkan sebuah anugerah dan panggilan hidup. 

Lapis keempat adalah motivasi penghargaan. Motivasi ini bertujuan untuk mendapatkan penghargaan baik secara internal maupun eksternal. Bisa dibilang guru yang ada dilapis ini adalah guru yang penuh semangat dan kontribusinya dalam dunia pendidikan adalah nyata. Motivasi ini juga sedang bermekaran di Indonesia karena pemerintah sedang memberi pupuk stimulus yang disebut dengan sertifikasi.  Kesejahteraan guru terus pun terus ditingkatkan melalui tunjangan sertifikasi. Akan tetapi, program peningkatan kesejahteraan tersebut bisa menjadi bumerang. Hal ini membuat guru bukan semakin tinggi mengabdi tetapi malah materialistis. Ini berarti guru justru kembali ke lapis satu yaitu motivasi fisiologis. Jangan sampai program sertifikasi malah membuat guru terjebak dalam belenggu tersebut. Perlu diingat bahwa indikator keberhasilan guru adalah siswa. Sejauh ini program peningkatan kualitas guru terus dilakukan, tetapi belum terlihat adanya peningkatan kualitas murid secara signifikan. Keadaan ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para guru.  

Lapis kelima adalah motivasi aktualisasi diri. Motivasi ini bertujuan untuk mengekspresikan diri dan menggali potensi. Guru pada lapis ini bisa dibilang akan memberikan segala yang terbaik dalam rangka menunjukan dirinya. Baginya menjadi guru adalah cita-cita dan tujuan hidupnya. Ini adalah motivasi yang membuat guru menjadi tangguh dalam menghadapi segala rintangan ditengah arus zaman maupun sistem pendidikan yang cukup membingungkan. Motivasi ini yang mendorong para guru untuk terus berinovasi walaupun sering kali terbatas oleh kurikulum-kurikulum yang ada. Mereka juga tidak akan pernah berhenti menjadi murid, karena mereka akan terus belajar sekalipun menjadi seorang guru.

Motivasi-motivasi diatas telah mewakili berbagai motivasi guru. Namun, sebenarnya masih ada satu motivasi yang penting untuk dimiliki oleh semua guru. Motivasi ini begitu sederhana, menginspirasi, dan membuat seseorang akan terus berjuang dengan cara-cara yang positif. Motivasi inilah yang disebut dengan motivasi cinta. 

Saat ini adalah era globalisasi dimana segala sesuatunya dapat diakses dengan mudah melalui segala teknologi yang ada. Peran guru pun dengan mudah  tergeser dengan berbagai macam media dan fasilitas yang semakin maju. Para siswa bisa mendapat pengetahuan yang luas, mudah dan terbaru melalui internet dan gadget yang canggih. Akan tetapi, ada satu hal yang sebenarnya tak akan pernah bisa digantikan oleh  teknologi apa pun. Itulah sisi manusia dari seorang guru, manusia yang penuh cinta. Guru bukan hanya sekedar mesin fotocopi yang menyalin seluruh ilmunya kepada sang murid. 
Guru dengan motivasi cinta akan terus membangun rasa emosional dengan murid supaya murid semangat untuk terus belajar. Dunia sekarang ini adalah dunia yang jahat. Tingkat persaingan semakin tinggi. Masalah yang dihadapi para siswa bukan lagi hanya sebatas materi dalam textbook, melainkan perjuangan untuk melawan dunia yang jahat ini. Inilah salah satu peran guru yang tak dapat digantikan oleh berbagai macam teknologi yang ada. Disini guru diuji kemampuanya untuk terus mendorong para muridnya untuk terus maju. Ia harus terus menginspirasi para siswanya untuk mengubah dunia yang jahat ini menjadi tempat yang indah dan penuh kedamaian.

Guru yang penuh cinta tidak hanya mengajar dengan mulut tetapi dengan hati. Mereka tidak hanya berbicara panjang lebar di depan siswa menggunakan alat tulis. Mereka tidak hanya bangga dengan siswa-siwa yang mendapat nilai tinggi, disiplin belajar,  rapi, dan hafal semua materi yang ada. Walaupun Ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi merupakan ujian rumus dan materi, guru dengan motivasi cinta biasanya sadar bahwa  pusat pembelajaran tidak hanya ada di kepala manusia (brain memory). Bagi  mereka  memori tak hanya ada di kepala melainkan ada di jiwa dan seluruh tubuh manusia. Guru ini tidak hanya sekedar mengeajarkan soft skill dan hard skill, tetapi juga mengajarkan tentang life skill. Mereka  biasanya toleran dan  tahu benar bagaimana caranya menghadapi karakter murid yang berbeda-beda. Cinta selalu membuat mereka mengerti. Mereka tidak akan memaksa semua murid untuk jadi yang terbaik dengan kemampuan yang sama. Yang dilakukan oleh guru motivasi cinta adalah menemukan setiap perbedaan yang ada pada muridnya dan mengembangkan perbedaan itu menjadi potensi yang baru.

Contoh guru yang mengajar dengan motivasi cinta ada dalam film animasi kungfu panda. Saat itu Master Shifu sangat bingung untuk mengajari muridnya yaitu Po. Bahkan semua orang tidak yakin bahwa seorang panda gemuk dan gembul, bisa menjadi seorang pendekar dan menyelamatkan banyak orang. Kemampuannya pun jauh dibawah murid-muridnya yang lain. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Po si Panda hanyalah makan dan membuat mie. Akan tetapi, master Shifu masih terus mengingat perkataan gurunya yaitu Master Oogway yang masih membekas dalam hatinya. Master Oogaway berkata, “Tidak ada yang tidak mungkin. Kamu hanya harus percaya.”  Master Shifu  pun tidak berputus asa. Bahkan, akhirnya ia berhasil mengajari Po teknik kungfu dengan menggunakan teknik-teknik makan dan membuat mie. Cara yang unik, tetapi hasilnya luar biasa. Karena akhirya Po bisa menjadi Pendekar Naga dan mampu mengalahkan  Tai Lung sang penjahat yang kabur dari penjara.


Kita berharap bahwa setiap guru mempunyai jiwa seperti Master Oogway dan Master Shifu. Mereka tahu benar kekurangan dan kelebihan muridnya. Hal ini memudahkan mereka untuk menggali dan mengembangkan potensi sang murid. Guru motivasi cinta tidak hanya sibuk mengisi kepala anak-anaknya dengan rumus-rumus, melainkan membongkar anak-anak didik itu dari segala belenggu yang mengikat mereka. Pendidikan adalah sebuah seni. Seni untuk meyulut ide dan mengembangkannya. Semoga setiap guru penuh dengan motivasi cinta, sehingga mereka mampu menulis ilmu di papan tulis kehidupan dan tak akan bisa dihapus oleh waktu.

much love
Tiuruli Sitorus


Diikutkan dalam lomba menulis 'Sang Guru' yang diadakan oleh lembaga nirlaba Indonesia Menulis periode 31 Mei 2013

Kamis, 25 April 2013

Mau Dibawa Kemana Ujian Nasional?

 Sumber gambar: Koran FB

Saat menulis tulisan ini,  muncul wajah cemas menghiasi jutaan siswa kelas XII SMA dan IX SMP di seluruh Indonesia. Pertanyaan besar turut meresahkan hati. Akankah perjuangan mereka untuk ujian nasional tidak akan sia-sia? atau memang seharusnya ujian nasional ditiadakan?

Berangkat dari kecurigaan pemerintah terhadap para siswa. Ujian nasional yang ada dengan berbagai macam variasi soal, menujukan secara terang-terangan bahwa pemerintah menganggap semua siswa adalah maling. 'Maling teriak maling'. Statement tersebut yang pantas diberikan kepada pemerintah. Tidak berlebihan jika kita menyebut pemerintah juga adalah maling. Hal ini terbukti dengan banyaknya korupsi di negeri ini. Jika pemerintah tidak dapat memercayai siswa-siswinya, bagaimana  siswa-siswi tersebut dapat dipercaya untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

Selain itu terdapat sebuah paradoks. Pemerintah memaksa untuk menyelenggarakan ujian nasional di setiap daerah di Indonesia, padahal pemerintah sendiri belum mampu menyediakan pendidikan yang merata secara nasional di seluruh pelosok negeri ini. Aneh bukan? Pemerintah ingin ujian yang berstandar tetapi belum mampu menyediakan pendidikan yang standar pula.

Belum lagi ujian nasional memberi dampak secara psikis baik kepada siswa, guru, orang tua dan masyarakat. Saat negara memaksa ujian nasional untuk diimplementasikan sebenarnya pemerintah sedang melakukan kekerasan secara psikis. Mengapa demikian? Karena banyak siswa yang merasa terbeban dengan adanya ujian nasional, terlebih bagi mereka yang berada di daerah yang pendidikannya terbelakang. Bukan hanya terbeban karena materi yang dipelajari, melainkan juga rasa takut akan lembar jawab komputer yang disediakan. Ujian nasional telah menghilangkan esensi dari pendidikan. Karena para murid hanya semata-mata mengejar nilai dari pada ilmu. Terbuka peluang dimana para siswa akan menghalalkan segala cara untuk medapatkan nilai yang membanggakan. Ini adalah mindset yang perlu diubah. Seharusnya ilmu diletakkan jauh diatas nilai. Karena nilai hanyalah sebuah angka. 

Rasa takut juga menyelimuti para guru dan orang tua. Tidak heran jika terdapat beberapa kasus dimana siswa terlihat jelas menyontek tetapi pengawas hanya diam dan membiarkan hal itu terjadi. Karena ujian nasional berpengaruh besar pada kelulusan dan kelulusan sejalan pengaruhnya dengan image sekolah. Guru yang membiarkan kasus tersebut terjadi sebenarnya hanya ingin menyelamatkan siswa dan nama baik sekolah. Namun, kita sepakat bahwa itu bukanlah cara yang benar. Secara tidak langsung ujian nasional turut membentuk karakter bangsa ini. Sayangnya, karakter yang terbentuk adalah karakter penakut, pencuri, pembohong, dan tidak percaya diri.  
"Bagaimana kita yang tidak seragam ini dipaksa untuk diseragamkan"
Jika dipahami secara bijak, sebenarnya ujian nasional bukanlah indikator yang tepat untuk mengukur kemampuan siswa. Terdapat sebuah analogi yang dapat menggambarkan kondisi ini. Hal ini sama ketika terdapat sebuah kompetisi memanjat. Kompetisi tersebut diikuti oleh monyet, gajah, ikan, burung, dan harimau. Dapat dipastikan bahwa kompetisi memanjat bukan indikator yang pas untuk mengukur kemampuan dari masing-masing hewan tersebut karena masing-masing hewan memiliki kemampuannya yang berbeda-beda. Bagaimana kita yang tidak seragam ini dipaksa untuk seragam. Bagaimana mungkin siswa-siswi yang mempunyai talenta yang berbeda dipaksa untuk mengaplikasikanya dengan cara yang sama. Jelas, ini bukanlah bentuk dari sebuah keadilan.  Kecerdasan yang dimiliki setiap siswa adalah unik. Seharusnya kecerdasan itu dapat dikembangkan dengan cara yang unik pula.

Tujuan pendidikan nasional secara jelas tepampang dalam UUD 1945. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Apakah Ujian nasional dapat dijadikan patokan untuk mencapai tujuan tersebut? Jawabannya tidak. Selain karena alasan-alasan yang telah diuraikan diatas, sebenarnya pemerintah juga belum mampu untuk menyelenggarakan ujian nasional. Hal ini terbukti dengan kacaunya ujian nasional 2013. Mulai dari soal dan lembar  yang kurang, kode yang tertukar hingga penundaan penyelengaraan ujian nasional di 11 provinsi di Indonesia. Ketika ujian nasional diselenggarakan tidak secara bersamaan di seluruh negeri, apakah masih bisa disebut dengan ujian nasional? Sepertinya lebih baik kita menyebutnya dengan ujian daerah.    Sebaiknya pula bila ujian nasional ditiadakan. Tahun ini dana yang dikucurkan untuk ujian nasional sekitar 500 M. Bisa dibayangkan berapa banyak anak yang bisa mendapat beasiswa. Berapa banyak sekolah yang dapat dibangun. Berapa banyak fasilitas yang dapat diberikan untuk menunjang pendidikan yang lebih berkualitas. Yang jelas jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit.

Menyedihkan, Sistem pendidikan di negeri ini hanya disusun berdasarkan idealisme dan mengabaikan realitas yang ada. Pertanyaan yang tepat selanjutnya bukan hanya "Mau dibawa kemana Ujian Nasional?", melainkan ""Mau dibawa kemana para generasi  penerus sekarang ini?



much love
Tiuruli Sitorus


Terinspirasi dari diskusi dengan Om Juwanto dan sahabat-sahabatku di YEC, Kamis 25 April 2013

Rabu, 13 Februari 2013

Golongan Putih di Pesta Rakyat



Bukannya aku tidak peduli, melainkan aku sudah mulai jenuh dengan pemberitaan-pemberitaan yang ada. Korupsi dan kemiskinan terus menjadi artis dipanggung negeri ini. Diskriminasi ras dan agama juga membuatku semakin tidak mengerti. Walaupun demikian, pesta rakyat yang akan diadakan 2014 mendatang tetaplah milik kita. Semua warga negara Indonesia pun berhak untuk terlibat dalam perayaan tersebut. 

Sepuluh partai telah terdaftar sebagai peserta pemilu. Namun sejujurnya, sampai saat ini aku masih belum bisa memantapkan pilihanku. Entah mengapa hal itu menjadi begitu sulit. Banyaknya partai membuat hatiku semakin tidak yakin untuk memilih. Hampir semua partai menjual janji yang serupa. Masyarakat pun membeli janji tersebut karena tak punya pilihan lain. Sebenarnya, partai politik bagaikan setan dengan game yang sama, dilingkaran neraka yang sama pula.

Satu hal yang tak dapat dipungkiri. Tahun depan saya diundang ke dalam pesta rakyat tersebut. Sejumlah kriteria ideal seperti anti korupsi, penegak HAM, pecinta lingkungan, anti kekerasan, dan lain sebagainya turut menghiasi daftar. Benar saja, di dunia ini memang tidak ada yang sempurna sekalipun ia seorang calon presiden. Kalau boleh memilih dengan ikhlas, pasti aku akan menjadi abstain voter (Golongan putih). Akan tetapi, tentu saja itu bukanlah keputusan yang bijak. Kita memang merindukan seorang pemimpin yang tidak hanya sekedar mencari pengikut setia, tetapi justru dapat melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Kita merindukan pemimpin yang selalu mengisnpirasi. Kita juga merindukan pemimpin yang dapat membawa kita keluar dari lingkaran setan yang ada di negeri ini.

Menjadi golongan putih, bukan berarti tidak peduli. Mereka hanya terlalu ragu dengan negara ini. Akan tetapi, menjadi seorang golongan putih dan tidak melakukan apa pun merupakan hal yang lebih buruk dari pada tidak peduli. Karena seakan-seakan keraguan telah menjadi pemimpin baru dalam diri mereka.

Aku tahu, bahwa untuk mengubah negara ini bahkan dunia bukanlah hal yang mudah. Namun, kita bisa terus memuntut sesuatu yang tidak selalu dapat diharapkan. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Mengubah diri merupakan langkah awal untuk mengubah dunia. Aku berharap semua orang yang membaca tulisan ini tersadar dan terinspirasi. Siapa tahu seorang dari pembaca akan menjadi calon presiden diwaktu yang akan datang. Siapa tahu ia akan menjadi orang yang tidak hanya memantapkan hatiku untuk memilihnya tetapi juga membawa hati masyarakat Indonesia untuk bergerak maju bersamanya. Siapa yang tahu? Hanya Tuhan dan waktu yang akan menjawabnya


much love
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari diskusi dengan Om Juwanto pada Kamis, 24 Januari 2013 

Minggu, 10 Februari 2013

Stagnan



Suara klakson berbunyi saling saut-sautan. Mesin-mesin kendaraan pun kian memanas. Bukan hanya mesin,  hati orang-orang ini pun mulai terbakar. Terdengar teriakan-teriakan supir, kenek, dan para pengguna jalan lainnya. Bukannya tak punya telinga melainkan telinga ini sudah cukup lelah untuk mendengar suara-suara itu.

Macet. Siapalah yang mau terkurung dalam keadaan stagnan dimana tak mungkin ada celah untuk bergerak ke kanan, ke kiri, ke belakang, apa lagi maju ke depan. Menyebalkan bukan? Semua orang tumpah di jalan. Saling meluapkan kekesalan dengan caranya masing-masing. Ada beberapa orang peduli dan mencoba membantu. Namun apa daya, suara mereka tenggelam diantara mesin kendaraan.

Sejenak keheningan memecah kegaduhan. Ia mengajak kita untuk merenung. Ia seakan menarik kita keluar dari semua sikap acuh selama ini. Unik bukan? Hanya dengan macet orang-orang dari berbagai latar belakang dan kepentingan berbeda yang selama ini saling tidak peduli seakan disatukan oleh sebuah kemacetan. Kemacetan juga seakan menghembusakan nafas dan membangunkan kita dari cara hidup instan, yang selama ini membuat kita lupa bagaimana caranya untuk bersabar.

Akan tetapi, sepertinya keadaan macet tidak selalu menyebalkan. Buktinya ada beberapa orang yang merasa nyaman dalam zona macet pada kehidupan. Hal ini terbukti karena ada beberapa orang yang stagnan dan tidak ada keinginan atau usaha untuk maju ke depan. Mereka  memiliki pemikiran yang tertutup sehingga tak punya kesempatan untuk menemukan jalan, untuk keluar dari kemacetan. Merasa nyaman di zona macet tidak akam membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Sama seperti macet di jalan, macet di kehidupan juga berarti menghambat dan membung-buang waktu. Maka, yang perlu kita lakukan adalah keluar dari comfort-zone dan menemukan cara untuk melanjutkan perjalanan.

Ya, hidup bukanlah sebuah balapan. Hidup adalah sebuah perjalanan atau petualangan yang harus dinikmati setiap langkahnya. Memang, tak seorang pun tahu jalan mana yang akan membawa kita kepada Tuhan. Namun, setiap orang punya otonomi untuk merencanakan petualangan dan menentukan tujuan akhir dalam hidpunya.


much love
Tiuruli Sitorus

Terinspirasi dari kemacetan yang cukup mengacaukan hariku pada  Sabtu, 9 Februari 2013.

Senin, 28 Januari 2013

Merpati dan Mawar Putih


"Terkadang angin tak pernah mampu menyampaikan rindu. Demikian pula dengan kata yang tak pernah bisa menyampaikan pembuktian cinta."
Hiduplah seekor merpati yang begitu mengasihi setangkai mawar putih. Sampai suatu hari sang merpati mengungkapkan perasaanya pada mawar putih.
"Aku begitu mengasihimu. Maukah engkau menjadi pendamping hidupku?", kata sang merpati. "Oh, maafkan aku. Namun, sepertinya aku tak akan pernah bisa mencintaimu.", jawab mawar putih.

Keesokan harinya merpati kembali singgah dan berkata, "Mawar putih aku mencintaimu." Lalu jawab sang mawar putih, "Aku sudah mengatakannya cukup jelas kemarin bahwa aku tak akan pernah mencintaimu."

 Hari demi hari terus berganti, membawa pesan yang masih belum terbalas. Jawaban-jawaban sang mawar putih cukup menyakitkan tentunya. Akan tetapi, hal itu tidak dapat mengikis rasa cinta merpati kepada mawar putih.

"Mawar putih, kaulah segalanya bagiku. Maka, akan kulakukan apa pun untuk membuatmu mencintaiku."
"Baiklah merpati. Aku akan mencintaimu ketika kau bisa mengubahku menjadi mawar merah."

Seketika merpati memotong sayapnya. Darah tercurah dari lengan merapati, mengubah mawar putih menjadi merah. Sontak, mawar putih begitu senang. Luluhlah hati sang mawar. Sekarang ia benar-benar sadar karena darah yang tercurah itu telah mengatakan betapa merpati mencintainya. Namun sayang beribu sayang, pesan-pesan itu terbalas ketika merpati telah tiada.
"Jelas tak ada cinta yang tak butuh pengorbanan dan tak ada perngorbanan yang tak butuh cinta"


much love
Tiuruli Sitorus 


Diceritakan dan terinspirasi dari seorang sahabat yang juga begitu aku kasihi.

Rabu, 02 Januari 2013

Bertanya pada Tuhan


Seorang bayi berkata kepada Tuhan, "Mereka berkata bahwa besok Engkau akan mengirim aku ke dunia, tetapi bagaimana aku bisa bertahan hidup dengan kondisi yang sangat kecil dan tak berdaya?"

"Tenang saja, malaikatmu akan sabar menantimu dan akan merawatmu"

Anak itu kembali berkata, "Namun, bukannya di surga ini aku tidak perlu melakukan apa pun, hanya menyanyi dan tersenyum bahagia"

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan menyanyi dan tersenyum untukmu dan kamu akan merasa begitu dikasihi dan juga bahagia"

Kembali anak itu berkata, "Dan lalu, bagaimana aku mampu untuk mengerti ketika orang berbicara kepadaku padahal aku tidak mengerti bahasa"

Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan mengatakan kata-kata terindah dan termanis yang akan pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, ia akan mengajarimu bagaimana cara berbicara.

"Dan apa yang harus aku lakukan ketika aku ingin berbicara denganMu, Tuhan?"

Tuhan kembali berkata, "Malaikatmu akan mengajarimu bagaimana caranya berdoa"

"Siapa yang akan melindungiku?"

Tuhan kembali menjawab, "Malaikatmu akan melindungimu bahkan ketika itu berarti ia harus mempertaruhkan nyawanya."

"Namun, aku akan terus merasa sedih karena tidak dapat melihatMu lagi, Tuhan."

Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan selalu menceritakan tentang Aku kepadamu dan akan mengajarimu jalan kembali kepadaKu, walaupun sebenarnya Aku akan selalu ada disekitarmu."

Pada saat itu surga penuh dengan kedamaian dan suara di bumi pun mulai terdengar , sang anak dengan tergesa-gesa bertanya
"Tuhan, jika aku harus pergi sekarang tolong beritahu aku siapa malaikatku itu?"

"Kamu akan memanggilnya, Ibu"




much love
Tiuruli Sitorus

  

Teks asli :http://boardofwisdom.com/togo/Quotes/ShowQuote/?msgid=7991